Hewan licah dan gesit ini dapat dijadikan teman bermain anak-anak dan cocok sebagai hewan peliharaan yang manis, lembut, lucu, lugu, dan penurut.
Di habitat aslinya, kelinci merupakan hewan yang hidup berkelompok dan dapat berkembang biak sangat cepat. la tergolong hewan herbivora (pemakan hijauan) yang aktif menjelang senja.
Kelinci menggali lubang di tanah sebagai tempat tinggalnya dengan kuku cakarnya. Di tempat tinggalnya, ia bergerak lincah dan gesit luar biasa. Kelinci dapat melompat, lari, menyusup, atau masuk ke dalam lubang.
Di zaman sekarang orang memelihara kelinci dengan bermacam-macam tujuan, yaitu untuk usaha komersial (penghasil daging, kulit, dan bulu) dan untuk ilmu pengetahuan (hewan percobaan). Bahkan akhir-akhir ini kelinci mulai memasuki bursa hewan kesayangan,
A. Daya Tarik Kelinci
Yang menjadi daya tarik: lincah, gesit, lembut, lucu, lugu, penurut, dan bersih
Akhir-akhir ini kelinci sudah mulai diikutkan dalam pameran, perlombaan, dan bursa hewan kesayangan. Oleh karena perilakunya yang lembut, lucu, lugu, penurut, dan suka hidup bersih maka tak heran kalau sebugian besar pemeliharanya adalah remaja putri.
Kelinci relatif mudah dipelihara, mudah menjadi jinak, dan tidak berbahaya sebagai teman bermain anak-anak. Harganya pun murah sehingga dapat dipelihara oleh semua lapisan masyarakat. Tak heran kalau kelinei sebagai hewan kesayangan mulai menjamur sampat ke kota-kota besar. Jenis makanannya murah dan mudah didapat. Kelebiban lainnya ialah fesesnya padat, berbutiran kecil, tidak begitu berbau, dan mudah dibersihkan..
B. Jenis yang Disukai
Yang banyak dipelihara:
- dwarf lop
- dutch
- polish
- siamese
-netherland dwarf
Ada banyak jenis kelinci yang dipelihara saat ini dengan berbagai tujuun seperti penghasil daging, penghasil kulit, penghasil bulu (wool), dan hewan kesayangan. Dari banyaknya jenis kelinci tersebut hanya beberapa jenis saja yang dapat dipelihara sebagai hewan kesayangaii.
Dwarf lop atau kelinci lop kerdil merupakan kelinci berukuran kecil dengan berat banya 1,5-1,8 kg setelah dewasa. Warna bulunya cokelat abu-abu yang lerkadang kontras dengan warna kemerahan. Ada juga yang InTwarna hitam dan putih cokelat kekuningan. Penampilannya sangat lucu dengan telinga menjulur ke bawah.
Kelinci dutch atau lebih dikenal kelinci belanda sangat populer di seluruh dunia sebagai hewan kesayangan. Beratnya hanya 1,5 — 2,5 kg. Kelinci ini mudah dikenali dari bulunya yang berwarna putih melingkar dari punggung terus ke leher dan ke kaki depan.
Bagian bdakang dan kepalanya hitam, cokelat, atau abu-abu. Sementara moncong, pipi, dan dahi putih.
Kelinci polisli berwarna putih, hitam, atau cokelat. Matanya berwarna merah delima atau biru. la tergolong kelinci kerdil karena beratnya hanya 1-1,5 kg. Bentuk tubuhnya mirip netherland dwarf. Telinganya berdiri tegak.
Kelinci siamese atau kelinci siam memiliki pola warna bulu seperti kucing siam. Beratnya sekitar 2,25—3,5 kg. Tubuhnya ada yang berwarna cokclat muda, agak cokelat, dan cokelat tua. Kelinci berwarna cokelat muda memiliki bayang-bayang warna di punggung dan, muka, dan telinga cokelat gelap sehingga lebih menarik dibanding warna lainnya.
Kelinci netherland dwarf merupakan kelinci kerdil dari Belanda. Kelinci ini lebih dikenal dengan kelin mini karena sebagai kelinci terkecil di dunia. Beratnya hanya sekitar 0,9 kg. Bentuk tubuh pendek membulat dan kepala bulat. Telinga panjang berdiri tegak. Warna bulunya putih dengan mata merah.
C. Kandang dan Perlengkapannya
Kandong yang baik:
- terbuat dari bahan yang keras, liat, dan tidak mudah dikerat
- mudah dibenihkan
Kelinci sebagai hewan kesayangan dapat dipelihara di dalam rumah (indoor) atau di luar rumah (outdoor), tetapi tetap ditempatkan dalam kandang. Konstruksi kandang outdoor dan indoor sama, hanya ukurannya yang berbeda, yaitu kandang outdoor lebih luas. Kandang dibuat sedemikian rupa agar kelinci tidak dapat keluar.
Setengah dari lantai kandangnya dialasi bahan halus dan empuk seperti pleziglass atau semacam karpet yang mudah dibcrsihkan. Bahan lantai ini tidak akan melukai kaki dan bagian tubuh lainnya. Sementara setengah bagian lantai kandang lainnya dibuat dari kawat kasa yang lubang-lubangnya agak besar. Tujuannya agar feses, urine, dan sisa-sisa makanan langsung jatuh melalui lubang tersebut sehingga lantai kandang tetap bersih dan kering.
Tempat minum, makan, dan buang air (kloset/literbox) sebaiknya terbuat dari bahan keramik atau kaca agar tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan. Peralatan kandang tersebut dan lantai karpet harus disediakan rangkap agar tetap tersedia saat yang satunya dicuci.
D. Makanan dan Minuman
Makanan buatan : takaran 1/4 cangkir per 2,5 kg berat badan
Makanan hijauan: rumput, kangkung, bayam, uiortel, bic, apel, dan alfalfa
Sekarang makanan buatan maupun makanan tambahan untuk kelinci berupa vitamin dan mineral banyak dijual di pasar swalayan atau toko hewan. Makanan buatan berbentuk butiran keras seperti pelet atau biskuit. Umumnya kelinci mudah menyesuaikan diri dengan makanan tersebut. Pemberiannya harus cukup karena kelebihan makanan akan menyebabkan kelinci kegemukan. Saat membelinya harus diperhatikan masa kadaluarsa yang biasanya tertera pada bungkusnya. Bungkusnya pun perlu diperhatikan jangan sampai sudah rusak karena dapat menyebabkan bau tengik.
Makanan hijauan perlu diberikan sebagai makanan tambahan. Ini dimaksudkan agar kelinci memperoleh berbagai variasi makanan dan dapat memenuhi kekurangan zat nutrisi yang tidak ada pada makanan buatan. Sebaiknya diberikan berbagai bahan makanan hijauan secara bergantian dengan makanan buatan. Janganlah terus-terusan memberikan kangkung saja sebagai makanannya. Hal ini tidak baik bagi perkembangan kelinci. Pemberiannya 2—3 kali seminggu.
Untuk memenuhi kebutuhan mineral dan memperbaiki nafsu makan, kelinci dapat diberikan garam yodium yang digantungkan di kandang. Garam ini dapat dimanfaatkan oleh kelinci sebagai garam jilat (licksalt).
Sisa makanan kita sehari-hari (toble food) juga dapat diberikan sepanjang tidak lebih dari seperlima porsi makan seharinya. Bila diberi makanan buatan berselang-seling dengan hijauan dan toble food maka kelinci tidak perlu lagi diberikan garam yodium karena kebutuhan zat gizinya cukup terpenuhi.
Air minum yang bersih dan segar harus selalu tersedia. Air minum ini ditempatkan sedemikian rupa agar tidak tercemari sisa makanan, urine, atau feses. Tempat air minum sistem gantung yang airnya keluar tetes demi tetes bila dijilati adalah yang terbaik karena kebersihannya terjamin, tidak mudah tercemar, dan tidak membasahi kandang. Tempat makan dan minum harus dibersihkan dan didesinfeksi setiap 3—5 hari sekali agar kandang terhindar dari gangguan parasit seperti cacing, jamur, bakteri, dan protozoa yang dapat menginfeksi penghuninya.
Kelinci memiliki kebiasaan memakan fesesnya sendiri di waktu malam (feses malam) atau pagi-pagi sekali. Feses malam berwarna hijau muda, lunak, basah, dan berbentuk pelet. Menurut penelitian kebiasaan ini tidak perlu dilarang karena feses malam mengandung banyak protein, vitamin, dan mineral.
E. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan:
- jangan menangkap kelinci dengan mencekal telinganya
- jangan biarkan kelinci buang air besar dan kedl di luar kandang
- waspadai segala macam gangguan pada kelinci
1. Memegang dan menguasai kelinci
Gerakan kelinci yang sehat sangat lincah. Untuk itu saat memegang atau menguasai kelinci, kita perlu hati-hati. Kesalahan memegang kelinci dapat mencelakakan diri kita maupun kelincinya. Kecelakan sering terjadi karena kelinci ketakutan dan terkejut. Biasanya saat ketakutan kelinci akan meronta, menyepak, atau menendangkan kaki belakangnya. Akibatnya kelinci dapat mengalami patah tulang. Oleh karena itu, menangkap kelinci sebaiknya diawali dengan pendekatan kasih sayang. Bila perlakuan seperti ini sering dilakukan maka kelinci akan berperilaku manis, tidak takut malahan ramah, manis, dan suka mendekat.
Kelinci yang ditangkap dengan cara mencekal kedua telinganya akan berakibat fatal. Dengan cara seperti ini akan sangat menyakitkan bagi kelinci, bahkan telinga dapat menjadi bengkak karena pecahnya pembuluh darah.
2. Mengajari kebiasaan baik
Kelinci yang buang air besar atau kecil tidak pada tempatnya akan menyebabkan kebersihan kurang terjaga. Hal ini sering terjadi terutama kalau kelinci dilepaskan dari kandang.
Kelinci dapat diajarkan atau dilatih buang air besar dan kecil di dalam kloset khusus atau litterbox. Melatihnya perlu kesabaran dan secara konsisten. Mula-mula selama beberapa hari diamati tempat kelinci biasa buang air besar atau kecil. Di tempat tersebut diletakkan koran bekas. Setelah beberapa kali dialasi koran, letakkan litterbox di tempat yang sama. Di dalam litterbox diletakkan koran bekas yang pernah dipakai. Lama-kelamaan kelinci akan suka menggunakan litterboz walaupun tanpa alas koran sekalipun.
3. Problem kesehatan
Kelinci tidak lepas dari gangguan kesehatan atau penyakit selama hidupnya. Ada banyak jenis penyakit yang dapat didorita kelinci, baik yang bersifat infeksi maupun noninfeksi. Kelinci yang sakit menyebabkan penampilannya kurang prima.
a. Pasteurellosis
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Pasteurella midtocida dan dapat terjadi di bagian tubuh mana pun seperti radang paruparu dan radang jalan pernapasan. Gejalanya ialah sering bersin, keluar ingus dari lubang hidung, mata belekan, gelisah, dan sulit bernapas. Bila tidak diobati, bakteri akan menyebar ke selaput mata, telinga, tulang rahang, dan organ reproduksi. Di tempat tersebut terjadi abses. Bila abses tidak diobati maka kuman akan masuk ke dalam sinus yang kemudian meluas ke dalam mata dan akhirnya ke jaringan otak.
Mengatasi abses dengan mengeluarkan nanah hingga bersih. Setelah itu, cuci dengan NaCl fisiologis atau larutan rivanol beri antibiotika melalui suntikan. Infeksi di bagian mata pun dapat diberikan antibiotika.
b. Veneral spirochetosis
Veneral spirochetosis merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Spirocheta. Penularannya melalui hubungan kelamin. Namun, karena umumnya dipelihara hanya dalam kelompok kecil maka hewan kesayangan ini jarang diserang penyakit ini. Penyakit ini sangat menular pada manusia.
Gejalanya antara lain tampak luka yang terkadang sampai berdarah pada alat kelamin, sek’tar dubur, dan hidung kelinci. Pengobatannya dengan penyuntikan antibiotika penisilin ke otot sebanyak 40.000 IU per kg berat badan sekali sehari selama lima hari berturut-turut. Penderita pun dapat diberi vitamin dan minerai untuk membantu penyembuhannya. Sementara luka-lukanya diberi salep berupa campuran antibiotika dan sulfa preparat.
c. Infeksi jamur
Bagian tubuh yang lembap seperti hidung, bibir, mulut, dan sekitar anus sangat rawan terinfeksi jamur Trichophyton mentagrophyte atauMicrosparum canis. Gejalanya antara lain kulit kering, bersisik, botak (alopesia), dan terasa gatal (pruritus). Pengobatannya dapat
dengan antijamur, baik tablet, salep, maupun sampo. Sebaiknya dua minggu sekali kelinci dimandikan dengan larutan povidon iodine skin deanser, lime sulfur, atau ketoconazol 2%. Penyembuhannya memerlukan waktu cukup lama.
d. Penyakit parasit
Parasit yang menyerang kelinci antara lain Psoroptes cuniadi, Sarcoptes scabei, dan Cheyletiella sp.
Secara normal lubang teiinga kelinci mengeluarkan bahan semacam lilin atau wax (curek). Bila lubang telinga tidak pernah dibersihkan maka bahan tersebut akan menumpuk sehingga parasit Psoroptes cuniculi paling-senang bersarang di sini. Untuk itu, setiap dua minggu sekali telinga dibersihkan dengan kapas steril yang dibasahi obat tetes telinga.
Pengobatannya dapat menggunakan ivermectine 1% dengan dosis 300—400 /zg (mikrogram) per kg berat badan yang disuntikkan subkutan. Selain itu, dapat pula secara topikal ke saluran telinga dengan 0,5 cc karbogliserin dua minggu sekali untuk melarutkan curek.
Sarcoptes scabei atau Notoedres cati menyebabkan radang kulit, bulu rontok, atau gatal yang sering dikomplikasi dengan infeksi bakteri. Pengobatannya sama dengan serangan Psoroptes sp. Di samping itu, kelinci dapat dimandikan dalam larutan lime sulfiir (1 : 40) seminggu sekali hingga 5—6 kali perlakuan.
Cheyletiella sp. sering disebut walking dandruff karena menyerupai ketombe yang berjalan. Upaya pengobatannya sama dengan pengo batan Psoroptes sp.
e. Pinjal
Gigitan pinjal dapat menimbulkan radang kulit alergik. Pinjal pun merupakan induk semang cacing pita yang disebut Diphyllidium sp. dan bersifat zoonosis (menular kepada manusia).
Obat antipinjal berbentuk bedak, semprotan (spray), atau jelly dapat dipakai untuk membasmi pinjal. Obat bentuk spray antara lain Frontline, sedangkan obat bentuk jeli antara lain Program. Keduanya telah dipasarkan di Indonesia. Kalung antipinjal jangan dipakai untuk kelinci karena dapat meracuninya bila dijilat.
f. Radang usus berdarah
Radang usus berdarah (coccidiosis) disebabkan oleh Eimeria sp. Penyakit ini dapat menyerang hati (coccidiosis hati) dan usus (coccidiosis usus).
Gejala coccidiosis hati ialah tubuh lemah, kulit rapuh dan pucat, bulu-bulu kusut dan suram, diare, serta dapat mati merana. Sementara gejala coccidiosis usus adalah kurus; feses lembek, berdarah, dan berlendir; anus kotor dan berbau; serta dehidrasi hebat. Ada-kalanya coccidia membentuk koloni di saluran hidung sehingga penderita sulit bernapas (coccidiosis hidung).
Pengobatan dilakukan dengan obat preparat sulfa 3—4 kali sehari. Dosisnya 30—60 mg setiap kg berat badan dan diberikan melalui mulut. Di samping itu, kelinci pun perlu diberi vitamin dan mineral serta obat antidehidrasi.
g. Bola rambut (hair ball)
Kelinci sering mengandung “bola rambut” menyebabkan kurang nafsu makan, kurus, kulit mengendor, dan bulunya makin banyak rontok.
Bola rambut terhentuk akibat rambut yang rontok ikut tertelan saat dijilati. Untuk mencegahnya, secara beraturan kelinci (terutama yang bulunya banyak rontok) diberi minyak ikan (dalam kapsul gelatin) atau minyak sayur agar rambut dapat keluar bersama feses.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian jus nanas, jus pepaya, atau yoghart dengan dosis setengah sendok teh untuk setiap kg berat badan. Pemberiannya setiap hari selama seminggu dan diulang setiap 4—6 minggu. Perlakuan ini hanya untuk bola rambut yang masih kecil. Bila bola rambut sudah besar, mengatasinya harus dengan pembedahan.
h. Pengelupasan kulit kaki
Bila lantai kandang terbuat dari bahan kasar, biasanya tapak kaki depan menjadi lunak dan mudah terkelupas sehingga dapat menjadi luka. Jika hal ini dibiarkan, luka akan sampai jaringan otot, bahkan tulang.
Untuk mengobatinya, dapat diberikan antibiotika sistemik maupun topikal pada luka. Di samping itu, kaki yang terkelupas dibalut dengan kain kasa yang agak tebal. Proses penyembuhannya memang agak lama.
i. Kelengar panas (stres panas)
Kelinci memerlukan suhu lingkungan 27—29° C dan kelembapan relatif 70%. Bila berlebihan, kelinci dapat menderita kelengar panas yang gejalanya antara lain telinga menjadi kemerahan, air liur keluar berlebihan, lemah, tidak mau bergerak, terengah-engah, kebingungan, dan kejang. Bila keadaan ini tidak segera diketahui maka kelinci dapat mati kepanasan.
Bila musim panas, kandang kelinci dipindahkan ke tempat teduh sebagai upaya pencegahan. Bila sudah menderita kelengar panas, kelinci perlu dikeluarkan dari kandang dan kedua telinganya disemprotkan air dingin.
j. Tumor atau kanker rahim
Tumor atau kanker rahim sering ditemukan pada kelinci. Gejalanya antara lain kemandulan, sering keguguran, atau mati dalam kandungan; anaknya kecil kalaupun melahirkan; serta pendarahan di luar musim kawin. Secara klinis, tumor atau kanker ini hanya dapat diketahui melalui autopsi. Untuk mencegahnya, sebaiknya kelinci peliharaan disterilisasi saja saat berumur 5—6 bulan.
F. Membiakkan Kelinci
Tanda-tanda jantan sedang berahi:
— agresif
— suka menggigit
— suka menandai tempat dengan air kencing
Tanda-tanda betina sedang berahi:
- agresif
- suka menyerang sesamanya
Kelinci jantan mulai dewasa kelamin umur 6—10 bulan, sedangkan betina umur 5—9 bulan. Masa bunting betina antara 29—35 hari, umumnya 31—32 hari. Jumlah anak kelinci dalam satu kelahiran dapat mencapai 4—10 ekor.
Sebagai hewan kesayangan, kelinci umumnya tidak ditujukan untuk dikembangbiakkan. Malahan kalau kelinci kesayangannya beranak banyak, pemeliharanya sering kebingungan dibuatnya. Berdasarkan alasan tersebut sangat dianjurkan agar kelinci dioperasi sterilisasi, baik jantan maupun betina. Operasi sterilisasi sebaiknya sudah dilakukan saat kelinci berumur 5—6 bulan. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau ada penyayang kelinci ingin membiakkannya.
Sedapat mungkin anak-anak kelinci jangan diganggu atau diusik walaupun penampilannya lucu dan lembut. Bila anaknya diusik maka naluri induk untuk melindungi anaknya menjadi berlebihan sampai-sampai tidak sempat makan dan minum. Akibatnya air susu induknya kurang sehingga anaknya menderita malnutrisi. Air susu yang terus diisap anaknya walaupun sebenarnya tidak ada lagi dapat menyebabkan kelenjar susu induknya meradang yang disebut mastitis.
Induk kelinci mempunyai kebiasaan menyusui anak-anaknya hanya 3—5 menit setiap hari dan dilakukannya saat pagi-pagi sekali. Hal ini sering menimbulkan kesalahpahaman pemelihara yang mengira induk kelincinya tidak bersedia menyusui anak-anaknya.
Bila induk melahirkan anak begitu banyak, misalnya 10 ekor sekaligus, maka anak-anaknya memerlukan air susu lebih banyak. Air susu tersebut mungkin tidak tercukupi induknya. Dalam keadaan demikian barulah pemelihara ikut campur mengatasinya, yaitu dengan memberikan susu tambahan kepada anak-anak kelinci.