Hukum-Hukum yang Mengatur Pertumbuhan
Pertumbuhan pribadi manusia secara biologis telah dikemukakan secara singkat. Kita mengetahui, bahwa masing-masing individu adalah unik. Sebab-sebab keunikan ini telah bisa kita ketahui latar belakang proses pertumbuhannya pada uraian terdahulu. Namun demikian, hukum-hukum yang dikemukakan berikut ini kiranya menambah pengetahuan kita tentang latar belakang keunikan pribadi manusia.
1. Pertumbuhan adalah Kuantitatif serta Kualitatif
Pertumbuhan mencakup 2 aspek perubahan, yakni perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif mencakup “division”, dan perbanyakan kromosom, sel-sel; penambahan jumlah seperti gigi, rambut; pembesaran materiil jasmaniah. Hal yang demikian, kejadiaannya bisa kita sebut sebagai “tumbuh”. Di samping itu, ada perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur fisiologis; penyiapan fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuh, dan dll. Kejadian semacam itu bisa kita sebut “bertumbuh”.
Mengenai hal “tumbuh” sudah jelas konteksnya yakni materiil jasmaniah, sedangkan hal “bertumbuh” di samping menyangkut aspek jasmaniah (struktur dan fungsi), juga bisa dihubungkan dengan aspek rohaniah (bertambahnya kesan, gagasan, pengetahuan sebagai akibat dari belajar).
Antara tumbuh dan bertumbuh terdapat perbedaan peristiwa, namun keduanya terjadi secara sambung-menyambung dan saling menunjang. Dengan demikian dalam pertumbuhan terjadi 2 proses yang hampir berbarengan, yakni proses pertumbuhan sendiri dan proses pematangan. Pertumbuhan bisa di amati misal, dengan adanya perubahan dalam struktur tubuh beserta fungsi-fungsinya. Perubahan struktur dan fungsi-fungsi jasmani bisa disebut orang sebagai perkembangan jasmani. Di sinilah batas perkembangan aspek jasmaniah, yakni dalam hal struktur dan fungsi.
Perubahan struktur fisiologis bisa menyebabkan adanya perubahan emosional. Perubahan emosional ini menumbuhkan perangai (sifat batin manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan perbuatan; watak; cara berbuat; tingkah laku; kelakuan) pribadi manusia. Diferensiasi struktur dan akumulasi pengalaman menghasilkan reaksi-reaksi emosional yang lebih kompleks. Perubahan fungsi-fungsi fisiologis seperti otak dan sistem syaraf menghasilkan pertumbuhan kapasitas intelektual atau kecakapan untuk melakukan sesuatu. Inilah kenyataan pertumbuhan kualitatif diri manusia yang prosesnya menuju ke arah kematangan. Pertumbuhan dan kematangan merupakan memberikan kesiapan bagi anak didik dalam hal belajar.
2. Pertumbuhan Merupakan Suatu Proses yang Berkesinambungan dan Teratur
Pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan, mulai dari keadaan sederhana sampai pada keadaan yang kompleks. Kesinambungan pertumbuhan ini pada manusia bisa kita renungkan, bagaimana bayi yang lemah, tergantung, tidak berkecakapan secara berangsur-angsur bisa menjadi orang yang kuat, berdiri sendiri dan berkecakapan dalam menghadapi ujian hidup. Hal ini disebabkan karena manusia tumbuh terus melalui urutan-urutan yang teratur di dalam organismenya. Bayangkan perubahan tingkah laku manusia sejak lahir sampai dewasa. Manusia mulai hidup dalam keadaan tak berdaya, bergerak-gerak kandungan. Struktur tubuh semakin sempurna, tubuh semakin besar. Waktu dilahirkan, bayi dalam keadaan lemah, hanya (dapat berbaring dan bergerak-gerak) lama kelamaan bayi bisa memiringkan badan menelungkup, merayap, dan seterusnya. Kita tidak bisa menjumpai seorang anak yang bisa berjalan sebelum ia bisa merangkak dan belajar berdiri. Ini semua menunjukkan, bahwa pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur. Tentu saja pertumbuhan juga perlu dibantu dengan kegiatan latihan atau belajar.
3. Tempo Pertumbuhan adalah Tidak Sama
Urutan atau sequence pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang konstan. Di samping itu indikator-indikator kematangan tidak muncul dalam saat-saat yang teratur. Ada saat-saat di mana pertumbuhan berlangsung dengan cepat, dan ada bila saat-saat di mana pertumbuhan berlangsung lambat. Selama masa bayi dan pra sekolah, anak mengalami pertumbuhan pesat dan indikator-indikator kematangan muncul silih berganti secara cepat. Pada masa sesudah pra sekolah hingga pada usia sekolah, pertumbuhan anak menjadi lambat. Ini tidak berarti, bahwa perubahan-perubahan penting tidak berlangsung. Pada masa remaja, pertumbuhan anak berlangsung pesat menuju tingkat kedewasaan jasmani.
4. Taraf Perkembangan Berbagai Aspek Petumbuhan adalah Berbeda-Beda
Tidak semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa dan kapasitas intelektual berkembang dengan taraf yang sama dalam waktu yang sama. Sebagai contoh, orang tua sering khawatir berhubungan anak-anaknya yang berumur satu tahun, dapat menyebutan tiga atau sampai tujuh kata, namun pada usia tiga atau empat bulan berikutnya jarang sekali menyebutkan kata-kata baru, bahkan beberapa kata yang pernah dikuasai menjadi terlupakan. Perkembangan bahasa anak tidak sama cepat dengan perkembangan fungsi jasmani. Pada suatu ketika perkembangan bahasa anak mengalami kelambatan akibat adanya perkembangan pesat pada fungsi-fungsi jasmaninya. Perkembangan pesat pada fungsi-fungsi jasmani memerlukan banyak energi, akibat energi untuk perkembangan bahasa menjadi berkurang.
5. Kecepatan serta Pola Pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh Kondisi-Kondisi di Dalam dan di Luar Badan
Meskipun dorongan untuk tumbuh adalah kuat dan meskin pola-pola pertumbuhan adalah sudah tertentu pada semua anak, namun kecepatan dan pola pertumbuhan bisa berubah tergantung kepada lingkungan yang menunjang kebutuhan-kebutuhan dasar individu. Kondisi-kondisi lingkungan internal seperti gizi, aktivitas, istirahat, tekanan kejiwaan, kesehatan jasmani, dan sebagainya sangat menentukan kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu.
Lingkungan di mana individu hidup yang jelek dan kurang bersih akan mengganggu kesehatan, lingkungan sosial yang kacau dan kurang toleran akan mengganggu ketenangan jiwa, lingkungan yang sibuk dan menantang aktivitas akan mengurangi istirahat. Keadaan lingkungan eksternal semacam itu sangat mempengaruhi kecepatan dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu. Apabila kondisi lingkungan eksternal adalah positif, maka pertumbuhan akan lebih cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan akan lebih luas.
6. Masing-masing Individu Tumbuh menurut Caranya Sendiri yang Unik
Tidak semua individu mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama. Ini terbukti, bahwa beberapa ada yang tinggi, beberapa yang lain adalah pendek, ada yang gemuk dan ada pula yang kurus, ada yang hitam, dan ada yang putih, ada yang tampan dan ada pula yang kurang tampan, dan lain-lain. Keunikan pertumbuhan pada masing-masing individu itu antara lain disebabkan;
- Perbedaan kondisi lingkungan internal
- Perbedaan kondisi lingkungan eksternal
- Perbedaan kondisi materi hereditas
- Perbedaan ativitas
- Perbedaan kondisi fisiologis seperti cacat-cacat fisik
- Perbedaan usia
- Perbedaan jenis kelamin
- Perbedaan hasil belajar
7. Perkembangan adalah Kompleks dan Semua Aspeknya saling Berhubungan
Banyak kegagalan yang dialami oleh para ahli dalam menemukan hubungan timbal-balik, dalam pertumbuhan individu yang disebabkan karena pertumbuhan itu sendiri merupakan suatu proses yang kompleks, sedangkan berbagai aspek yang menunjang pertumbuhan itu saling berhubungan. Kita tidak akan mungkin mengenal anak secara fisik tanpa dibarengi dengan pengenalan tentang apa yang dipikir dan dirasakan oleh anak. Sama halnya kita takkan mungkin mengenal perkembangan mental anak tanpa mengenai jasmani dan kebutuhan anak. Sebagai gambaran, terdapat hubungan yang sangat erat antara penyesuaian anak di sekolah degan perangai atau emosinya, kesehatan jasmaninya dan kapasitas mentalnya.
Demikianlah ulasan singkat mengenai Hukum-Hukum yang Mengatur Pertumbuhan, yang pada kesempatan ini dapat dibahas dengan lancar. Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi para pengunjung ataupun pembaca dan untuk kurang lebihnya mohon maaf. Cukup sekian dan sampai jumpa!
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!