Mesin jahit manual atau mesin jahit konvensional merupakan mesin jahit yang lebih dulu dikenal banyak orang yang berfungsi untuk menjahit lurus. Pada awal perkembangannya mesin jahit manual digerakkan dengan tangan yaitu dengan pemasangan kayu engkol pada roda pengatur, kemudian mesin ini digerakkan dengan kaki yaitu dengan dipasang tali mesin pada roda pengatur yang dihubungkan dengan injakan mesin dalam menggerakkannya.
Pada saat ini mesin jahit manual tidak lagi (jarang) yang digerakkan dengan ke dua hal di atas, tetapi
dalam pengoperasiannya menggunakan dynamo, dengan menginjak dynamo yang dihubungkan dengan arus listrik, maka mesin akan bergerak dan lebih efisien.
Mesin jahit sangat berguna bagi manusia. Tanpa adanya mesin jahit mungkin kita tidak akan menggunakan baju seindah ini. mesin jahit memang kecil, tapi mempunyai nilai guna yang tinggi. Cara menggunakan mesin jahit tergolong gampang-gampang susah. Terkadang benangnya putus- putus terus, atau ayunannya kurang stabil dan lain sebagainya. Berikut ini cara pengoperasian mesin jahit manual.
Persiapan perlu dilakukan sebelum kegiatan menjahit agar kegiatan menjahit dapat berjalan dengan lancar. Beberapa kegiatan persiapan yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut.
1. Persiapan Alat dan Tempat
- Gunakan pakaian kerja (celemek).
- Menyiapkan lingkungan kerja dari benda yang tidak berhubungan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak mengganggu konsentrasi kerja.
- Menyiapkan mesin jahit dengan membuka tutup mesin atau mengeluarkan mesin dari rumah mesin.
- Memeriksa bagian/komponen mesin, kelengkapan maupun kondisinya (baik atau aus).
- Mesin disiapkan dalam keadaan bersih tidak berdebu, tidak berminyak, tidak berkarat.
- Mencoba menggerakkan/menjalankan mesin dengan tangan, kaki ataupun dengan menginjak pedal bila menggunakan dinamo, dengarkan suara mesin. Mesin yang cukup minyak terdengar halus suaranya, sebaliknya suara yang kasar atau berisik maka perlu diberi minyak pada tempat yang membutuhkan.
2. Pengisian Benang pada Spul (kumparan)
- Letakkan kelos benang pada tiang benang, tarik ujung benang dan selipkan pada lubang sangkutan lalu tarik ke bawah dan selipkan pada penjepit benang bawah, kemudian tarik ke atas dan gulungkan beberapa putaran ke spul/kumparan yang akan diisi, masukkan ujung benang pada salah satu lubang spul (kumparan).
- Masukkan spul (kumparan) ke dalam tiang penggulung benang.
- Tekanlah tiang penggulung benang.
- Kendurkan pengunci roda putar, sehingga jarum tidak begerak.
- Setelah itu jalankan mesin dengan tangan, kaki atau pedal injakan kalau mesin manual telah dipasang dinamo listrik, spul/ kumparan akan memutar dan berhenti sendiri setelah terisi benang penuh.
- Keluarkan/lepaskan spul/kumparan dari tiang penggulung.
- Kencangkan kembali pengunci roda.
3. Pemasangan Spul (kumparan) ke dalam Sekoci
- Geser piring penutup rumah sekoci (a).
- Lepaskan sekoci dari rumah sekoci (b,c).
- Masukkan spul (kumparan) yang telah terisi benang ke dalam sekoci (d).
- Ujung benang ditarik, selipkan melalui bagian bawah penekan benang (e).
- Arahkan benang menuju lubang sekoci (f).
4. Pemasangan Jarum pada Mesin Jahit
Dalam pemasangan jarum pada mesin jahit yang perlu diperhatikan dalam memilih/membeli jarum mesin antara lain:
- Pilihlah jarum yang ujungnya tajam/runcing.
- Berkualitas baik, tidak lekas patah.
- Dibuat dari besi yang berlapis nikel, tidak berkarat.
- Menyesuaikan nomor jarum dengan jenis kain/bahan yang akan dijahit.
- Putarlah roda penggerak untuk menaikkan tiang rumah jarum setinggi mungkin.
- Kendurkan sekrup pengikat jarum.
- Masukkan jarum ke dalam rumah jarum. Bagian dasar jarum selalu melekat pada bagian dalam alur tempat/rumah jarum dan kencangan kembali sekrupnya. Pemasangan jarum harus diperhatikan, sebab pemasangan yang salah, baik letak (jarum terbalik) ataupun kurang ketinggiannya maka akan merusakkan sekoci dan setikan yang terjadi akan terputus-putus atau loncatloncat.
- Apabila pada mesin telah terpasang jarum maka lepaskanlah jarum tersebut, periksa dahulu ketajamannya (tidak tumpul), dan perhatikan bentuknya harus lurus (tidak bengkok) serta tidak berkarat. Sekiranya bagus maka pasangkanlah kembali dengan baik.
5. Pemasangan Benang Bagian Atas
Sebelum memasang benang posisikan jarum naik ke atas dengan menekan pengungkit sepatu dan memutar roda mesin. Langkah-langkah pemasangan benang atas:
- Masukkan kelos benang pada tiang benang (1).
- Ujung benang diarahkan menuju sangkutan benang (2).
- Arahkan benang ke bawah diselipkan pada 2 piring benang (3) menuju sangkutan (4) dan (5).
- Selanjutnya benang ditarik dimasukkan ke pelatuk pengungkit benang (6).
- Benang ditarik masuk ke sangkutan rumah jarum (7).
- Benang dimasukkan pada lubang jarum (8).
6. Pemasangan Sekoci ke Rumah Sekoci
Sebelum meletakkan/mengembalikan sekoci ke dalam rumah sekoci, perhatikan benang spul yang terjulur keluar. Cobalah periksa kekencangannya dengan cara menarik, rasakan, apakah terlalu kencang, kendur (ditarik sangat mudah terulur) ataukah sedang tarikannya.
- Apabila terlalu kencang maka kendurkan mur sekoci dengan obeng kecil.
- Sebaliknya apabila benang ditarik sangat mudah terulur maka mur sekoci perlu dikencangkan.
- Perhatikan letak jarum mesin, jarum harus berada diatas.
- Pegang klep sekoci dengan ibu jari dan telunjuk jari, lalu masukkan ke dalam rumah sekoci, letaknya harus pas perhatikan posisi anak panah (a).
- Tekanlah sekoci hingga terdengar bunyi (klik) dan biarkan benang menjulur ke luar tergantung di luar sekoci (b).
- Periksa pengunci rumah sekoci.
- Tutup kembali pelat penutup rumah sekoci
7. Penarikan Benang Bawah
Sebelumnya turunkanlah gigi mesin dengan memutar tombol yang ada (ket. gambar no.16).
Langkah-langkah dalam mengeluarkan benang bawah:
- Arahkan tuas penekan sepatu ke atas (a).
- Pegang ujung benang yang menjulur pada jarum dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memutar roda pengatur sehingga jarum bergerak turun (b).
- Benang bawah akan terpancing naik ke atas (c).
- Tariklah benang bawah yang keluar (d).
- Satukan benang bawah dan atas dengan menariknya bersama-sama (e).
B. Pengoperasian Mesin Jahit Manual.
Setelah persiapan menjahit dilaksanakan langkah selanjutnya adalah pengoperasian mesin jahit manual. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengoperasian mesin jahit manual antara lain sebagai berikut.
1. Mengatur Tegangan Benang.
Untuk dapat menghasilkan tusuk-tusuk mesin (setikan) yang baik kuat, rata, persilangan sama pada jahitan, kita perlu mengatur tegangan benang atas dan bawah. Tegangan ke dua benang atas dan bawah harus seimbang, kekuatan ukuran harus sama kuat atau tidak longgar (kendor).
Tegangan yang seimbang akan menghasilkan setikan yang baik, halus, rata dan kuat. Benang atas dan bawah tepat bersilangan di tengah-tengah lapisan kain.
- Apabila setikan bagian atas longgar (mudah terlepas bila ditarik, setikan tidak terlihat persilangannya, terlihat seperti benang halus), maka kencangkan sekrup sekoci (a).
- Aturlah mur pengatur tegangan benang, arahkan (putar) ke arah nomor lebih besar (b).
- Jika setikan bagian bawah longgar (benang bawah mudah terlepas bila ditarik, maka kendurkan sekrup sekoci (c).
- Periksa mur pengatur tegangan benang, putar dan arahkan ke nomor lebih rendah (d).
2. Mengatur Jarak Setikan
Pengaturan jarak setikan harus memperhatikan jenis bahan yang akan dijahit. Setikan yang bagus adalah yang tidak terlalu rapat (kecil-kecil) sehingga dapat menyebabkan bahan berkerut, bahkan kesalahan akibat jarak yang terlalu rapat dapat menyebabkan kesulitan dalam pembongkaran dan dapat mengakibatkan kain menjadi robek.
- Kain berat dan tebal = 10 setikan untuk 2,5 cm (1 inch) menggunakan jarum nomor 16.
- Kain berat ringan = 12 setikan untuk 2,5 cm (1 inch) menggunakan jarum nomor 14.
- Kain sedang tipis = 14 setikan untuk 2,5 cm (1 inch) menggunakan jarum nomor 11.
Sebaliknya jarak setikan yang terlalu lebar (setikan lebar-lebar) akan mengurangi kekuatan dari jahitan itu sendiri. Untuk mengatur rapat, renggang, atau panjang pendeknya setikan perhatikan bagian pengatur jarak setikan yang terdiri dari :
- Tiang pengatur jarak setikan dan maju mundur setikan (a).
- Mur pengatur atau pengunci jarak setikan (b).
Nomor yang tertera pada piringan kanan kiri tiang pengatur jarak setikan menunjukkan kerapatan setikan.
- Nomor/angka 7 menunjukkan setikan yang renggang atau panjang.
- Nomor/angka 15 menunjukkan jarak setikan yang sedang.
- Sedangkan angka 30 menunjukkan jarak setikan yang rapat (setikan kecil-kecil).
Agar jarak setikan sesuai yang kita inginkan cobalah membuat setikan pada perca sebelum memulai jahitan. Cara mengatur jarak setikan adalah sebagai berikut:
- Kendurkan sekrup/mur yang ada di sebelah kiri.
- Naikkan/turunkan tiang pengatur jarak setikan yang diinginkan dan sekrup/mur dikencangkan kembali
3. Memulai dan Mengakhiri Jahitan
Memulai jahitan
- Sepatu mesin dinaikkan dan benang atas dan bawah ditarik bersama ke arah belakang.
- Bahan diletakkan di bawah sepatu dan turunkan kembali sepatu mesin.
- Tusukkan jarum dengan memutar roda tangan dan jalankan mesin dengan menginjak pedal dinamo atau mengayuh injakan kaki mesin sesuai mesin yang dipakai.
- Mulailah dengan pelan, buatlah beberapa setikan sebagai penguat (maju mundur). Dengan menaikkan tiang pengatur jarak setikan, maka jahitan bergerak maju mundur, atau dapat pula dengan mengangkat tiang sepatu mesin jahitan kita balik membuat setikan awal lagi.
Mengakhiri jahitan
- Seperti pada memulai jahitan, mengakhiri jahitan pada setiap sambungan sebaiknya diberi penguat pula, dengan membuat setikan maju mundur 2-3 kali untuk mengikat ke dua benang (atas dan bawah).
- Untuk berpindah pada bagian lain atau mengakhiri jahitan secara keseluruhan naikkan jarum dan sepatu mesin ke atas.
- Kain atau bahan yang telah dijahit,ditarik dan arahkan ke kiri atau badan kita sehingga benang ikut terulur, lalu guntinglah dengan menyisakan beberapa cm benang atas (yang melekat dijarum dan benang bawah, agar kalau memulai jahitan baru benang tidak lepas).
- Bila pekerjaan menjahit telah selesai, lepaskan (cabut) kabel pada stop kontak, bersihkan mesin sebelum ditutup atau disimpan.